Home / Berita / Daerah / Warisan Melayu di Bumi Langkat: Identitas, Persatuan, dan Harmoni

Warisan Melayu di Bumi Langkat: Identitas, Persatuan, dan Harmoni

Langkat – Kabupaten Langkat sejak lama dikenal sebagai tanah yang mempersatukan berbagai suku, agama, dan budaya dalam satu harmoni. Di tengah keberagaman tersebut, entitas Melayu menjadi simbol penyatuan yang telah mengakar kuat, membentuk karakter masyarakat yang santun, ramah, dan menjunjung tinggi musyawarah.

Kebudayaan Melayu di Langkat bukan sekadar atribut budaya, melainkan identitas lokal yang lahir dari sejarah panjang daerah ini. Nama Langkat sendiri berasal dari Kesultanan Melayu Langkat, kerajaan yang pernah berjaya di pesisir timur Sumatera Utara. Jejak kejayaan itu terlihat dalam seni, adat, bahasa, dan tata perilaku masyarakat yang tetap mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan.

Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Langkat, Agung Kurniawan, menegaskan bahwa warisan ini adalah perekat sosial yang tak ternilai harganya.

“Melayu di Langkat bukan sekadar identitas budaya, tetapi perekat yang mempersatukan masyarakat lintas etnis selama berabad-abad. Nilai-nilai Melayu mengajarkan kita menghormati perbedaan, mengedepankan musyawarah, dan memelihara persaudaraan. DMDI Langkat akan terus berada di garda terdepan untuk merawat, mengembangkan, dan memperkenalkan budaya Melayu sebagai kekuatan pemersatu daerah ini,” ujarnya.

Agung juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan bijak menghadapi derasnya arus informasi di era digital.

“Saya mengajak seluruh puak Melayu agar tidak mudah terprovokasi oleh berita yang menyudutkan bangsa Melayu. Kita ini bangsa yang santun, selalu mengedepankan akhlak dan kesabaran. Karakter ini adalah warisan nenek moyang yang wajib kita jaga, terutama di tengah isu-isu yang dapat memecah belah persatuan,” tegasnya.

Dengan menjaga jati diri dan nilai-nilai luhur tersebut, Langkat diyakini akan terus menjadi rumah bersama yang damai, sejahtera, dan penuh rasa persaudaraan. Keberagaman akan tetap terpelihara dalam bingkai persatuan yang kokoh, dengan Melayu sebagai tiang penyangganya.(TP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *